Penerapan pembelajaran collaborative learning untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran aqidah akhlak materi pokok akhlak terpuji (studi tindakan di kelas V MI Islamiyah Pancakarya Rejosari Semarang tahun pelajaran 2010/2011)

Abstract

Skripsi ini dilatarbelkangi oleh Selama ini kondisi proses belajar mengajar Aqidah Akhlak di Kelas V MI Islamiyah Pancakarya Rejosari Semarang masih banyak dikuasai oleh cara-cara tradisional, sehingga pembelajarn tidak dapat tercapai dengan baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan suasana belajar yang memungkinkan siswa berkomunikasi secara baik adalah dengan menggunakan pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa (student-cantered approaches). Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ini melahirkan pembelajaran collaborative learning. Pembelajaran collaborative learning merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran active learning. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimana penerapan pembelajaran collaborative learning dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok akhlak terpuji kelas V MI Islamiyah Pancakarya Rejosari Semarang? 2) Adakah peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok akhlak terpuji kelas V MI Islamiyah Pancakarya Rejosari Semarang setelah melakukan pembelajaran collaborative learning ?

Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 3 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil Penelitian Menunjukkan: 1) Penerapan pembelajaran collaborative learning dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok akhlak terpuji kelas V MI Islamiyah Pancakarya Rejosari Semarang dilakukan merencanakan pembelajaran seperti menyiapkan RPP, LOS, pembentukan kelompok, selanjutnya guru melakukan tindakan dengan membagi siswa dalam kelompok untuk berkolaborasi, setelah kelompok bekerja lalu dipresentasikan di depan kelas, ketika guru dan siswa melakukan tindakan kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa dan guru. Hasil soal maupun aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran kemudian di nilai kembali atau di refleksi untuk mendapatkan solusi pada siklus berikutnya. 2) Peningkatan prestasi belajar siswa pada tiap siklus dimana pada siklus pra siklus ada 8 siswa atau 40% naik menjadi 12 siswa atau 60% di siklus I, pada siklus II mengalami menjadi 15 siswa atau 75% di akhir siklus III menjadi 18 siswa atau 90, begitu juga pada keaktifan belajar yaitu pada siklus I 12 siswa atau 60% pada siklus II keaktifan belajar siswa ada 14 siswa 70% dan pada siklus III sudah ada 18 siswa atau 90%.