Abstract
viii, 73 hlm.Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi, tidak hanya toleransi
 antar sesama Muslim, tapi juga toleransi dengan agama lain. Hal ini bertujuan untuk
 menciptakan perdamaian dalam kehidupan manusia. Diantara wujud perdamaian
 adalah dengan menebar salam. Salam merupakan ungkapan doʻ a dan pengharapan
 akan kedamaian dan keselamatan. Mengucapkan salam berarti mendoakan orang lain
 agar keselamatan senantiasa mengiringi setiap langkahnya. Dalam kajian sosiologi,
 non-Islam adalah mereka yang berada di luar agama Islam. Termasuk dalam kategori
 ini adalah mereka yang memeluk agama Katolik, Hindu, Budha,Yahudi, Konghucu,
 Sinto dan agama-agama lainnya.
 Al-Quran maupun hadis, keduanya banyak menjelaskan tentang tata cara
 bergaul dengan orang lain, baik itu sesama Muslim ataupun non-Muslim. Contohnya
 adalah hadis-hadis mengenai salam terhadap non-Muslim. Hadis melarang Muslim
 untuk memulai salam kepada non-Muslim, namun membolehkan untuk menjawab
 salam darinya. Hadis juga membolehkan memberi salam dalam majlis yang di sana
 terdapat umat Muslim dan non-Muslim. Selain itu juga hadis menjelaskan bagaimana
 menulis surat untuk non-Muslim serta bagaimana membalas salam yang tertulis
 dalam surat yang diterima dari non-Muslim.
 Mengenai hadis-hadis tentang salam terhadap non-Muslim, banyak sekali
 ditemukan hikmah, diantaranya adalah jangan terburu-buru melakukan tindakan
 untuk sesuatu yang masih bisa diusahakan dengan jalan yang lebih baik, saling
 berdamai dengan agama lain, serta lemah lembut dalam menghadapi musuh.
Type
SkripsiIdentifier
oai:repository.uinjkt.ac.id:123456789/27263http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/27263