Abstract
Dalam skripsi ini, Saya ingin memaparkan pembahasan singkat tentang
 Ru‟yat Allah di Akhirat menurut pandangan para „Ulama Mu‟tazilah dan „Ulama
 Asya‟iroh baik dengan dalil Naqli ataupun dalil „Aqli. Dalam hal ini, saya
 merangkum dalam dua pokok penting sebagai berikut:
 Mu‟tazilah adalah sekte yang dalam pengambilan hukumnya lebih
 menggunakan dalil logika murni dibandingkan dengan dalil Nash. Pemikirannya
 pun tergambar dalam kasus Melihat Tuhan, mereka berpendapat bahwa Allah
 tidak bisa dilihat baik di dunia maupun di akhirat. Mereka men-ta‟wil-kan Al-
 Qur‟an dalam surat Al-An‟am ayat 103. bahwasanya Mata tidak dapat melihat
 Allah. Juga dalam surat Al-Qiyamah ayat 23 yang mereka ta‟wilkan bahwa lafadz
 an nadhru bukan berarti melihat. Mereka juga berkata bahwa lafadz an nadhru
 bukan isim dari ar ru‟yat.
 Sedangkan Asya‟iroh meyakini bahwasanya kaum mu‟min akan
 melihat Tuhannya di hari kiamat walaupun tanpa diketahui bagaimana
 caranya.Bukan melalui kemampuan melihat yang terdapat pada mata biasa, akan
 tetapi dengan kemampuan yang dianugerahi oleh Allah SWT. Sebagian pengikut
 Asya‟iroh menamakannya dengan “Indera Ke-enam”. Mereka juga berkata
 bahwasanya orang-orang kafir tidak akan melihat Allah SWT, karena mereka
 terhalang dari melihat Allah seperti firman Allah pada surat Al Muthaffifin ayat
 15.
 Diatas adalah beberapa pokok penting yang saya paparkan dalam
 skripsi ini. Adapun Skripsi ini juga membahas sekilas sejarah tumbuhnya sekte
 Mu‟tazilah dan Asya‟iroh, ajaran-ajarannya, juga para ulama pengikutnya. Begitu
 juga pendapat para ulama tentang hakikat melihat tuhan, perbedaan dalil antara
 keduanya, juga diskusi sekitar dalil yang mereka gunakan menurut para ulama
 untuk mengetahui pendapat yang paling benar antara keduanya.Type
bachelorThesisIdentifier
oai:repository.uinjkt.ac.id:123456789/40890http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/40890