Abstract
Existentialism puts humans at the center point of all human relationships. It is rooted in an effort to keep a distance with all hegemony to discover the existence and the essence of self. Human must be conscious of his humane to find out the existence of himself (l'être-en-soi). Since, it is believed that no other creatures besides humans that exists. Freedom is the essence of human beings; usually humans are always free to create him-self. Humans are free to organize, select and can give meaning to reality.Eksistensialisme merupakan paham yang menempatkan manusia pada titik sentrum dari segala relasi kemanusiaan. Eksistensialisme berakar dari upaya untuk bangkit dari segala hegemoni untuk menemukan eksistensi dan esensi diri. Untuk menemukan eksistensi diri tersebut manusia harus sadar karena tidak ada makhluk lain yang bereksistensi selain manusia. Sartre dalam hal ini menempatkan eksistensi manusia mendahului esensi. Eksistensi pada esensialnya menunjukkan kepada kesadaran manusia (l’̑etre-pour-soi), karena manusia berhadapan dengan dunia dimana dia berada sekaligus memikul tanggung jawab untuk diri dan masa depan dunianya. Kebebasan adalah esensi manusia, biasanya manusia yang bebas selalu menciptakan dirinya. Manusia yang bebas dapat mengatur, memilih dan dapat memberi makna pada realitas.
Date
2011-12-01Type
info:eu-repo/semantics/articleIdentifier
oai:ojs2.journal.iaingorontalo.ac.id:article/75http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/75