Meretas Hubungan Mayoritas-Minoritas dalam Perspektif Nilai Bugis
Abstract
The raise of conflicts due to the gap between the majority and the minority in the social stratum is getting more and more progressing recently. The conflicts, of course, are a serious problem tham must overcome because they can corrupt the harmony of life. To minimize the conflicts, both the majority and the minority must be harmonized by using some efforts. One effort that can be offered is local wisdom of the buginesss that is called paseng and pangadereng. Paseng consists of ada tongeng, sipakatau sipakalebbi, dan mappesona ri dewata seuwwae. Meanwhile pangadereng consists of adek, rapang, bicara, warik, dan sarak, local wisdom of the buginesss is expected to contribute effectifely in the effort to build a harmony relationship between the majority and the minority.Kenaikan konflik karena kesenjangan antara mayoritas dan minoritas dalam strata sosial semakin berkembang baru-baru ini. Konflik, tentu saja, adalah masalah yang serius tham harus diatasi karena dapat merusak kerukunan hidup. Untuk meminimalkan konflik, baik mayoritas dan minoritas harus diselaraskan dengan menggunakan beberapa upaya. Salah satu upaya yang dapat ditawarkan adalah kearifan lokal dari buginesss yang disebut paseng dan pangadereng. Paseng terdiri dari ADA tongeng, sipakatau Sipakalebbi, Dan mappesona ri dewata seuwwae. Sementara itu pangadereng terdiri dari adek, rapang, Bicara, warik, Dan sarak, kearifan lokal buginesss ini diharapkan dapat memberikan kontribusi effectifely dalam upaya memba-ngun hubungan harmonis antara mayoritas dan minoritas.
Date
2012-06-01Type
info:eu-repo/semantics/articleIdentifier
oai:ojs2.journal.iaingorontalo.ac.id:article/92http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/92