Abstract
Globalization with its threat that continously plaguing Bali, currently a province of Indonesia in its capacity as an island with natural and cultural uniqueness. This study aims to find out, how big a threat that plagued contemporary Bali, and the role of embarrassment (jengah) in the face. The study founds that embarrassment (jengah) with the transformation of the values they contain contribute positively in the face of threat and is able to guarantee the future sustainability of Bali with its uniqueness. By transforming the values of embarrasment (jengah), Bali provincial government managed to improve their good governance and the nationalism of its apparatus, capable of providing a positive impact in the swift efforts to deter threats to the uniqueness of Bali.Globalisasi dengan kandungan ancamannya, terus mendera Bali dalam kapasitasnya sebagai sebuah pulau dengan keunikan alam dan budaya yang dimiliki, yang saat ini menjadi salah satu provinsi dari 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, seberapa besar ancaman yang mendera Bali kontemporer, serta peran jengah dalam menghadapinya. Ditemukan dalam tulisan ini, jengah dengan transformasi nilai-nilai yang dikandungnya berkontribusi positif dalam menghadapi ancaman itu serta mampu memberikan jaminan kelangsungan masa depan Bali dengan keunikan yang dimilikinya. Dengan melakukan transformasi terhadap nilai-nilai jengah, Pemprov Bali berhasil meningkatkan good governance-nya serta nasionalisme aparaturnya, yang mampu memberikan dampak positif dalam upaya menangkal derasnya ancaman terhadap keunikan yang dimiliki Bali.
Date
2012-12-01Type
info:eu-repo/semantics/articleIdentifier
oai:ojs2.journal.iaingorontalo.ac.id:article/104http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/104