Abstract
This article intends to look at how Islamic radical (ISIS) is represented in the Thai media. The method used in this study is critical discourse analysis method proposed by Theo van Leuwen which focuses on how actors in the inclusion and exclusion in the news media. This study concluded on: first, The Bangkok Post, represents ISIS identical and just as dangerous as Muslim rebels in southern Thailand. ISIS issue be a way to marginalize the Muslim rebels in southern Thailand region of the country bordering the Malay Peninsula. Second, the Pattaya Mail purposely did not link the issue of ISIS in southern Thailand among the Muslim fighters because they would only weaken efforts to build integration and large associations vis a vis ISIS. Pattaya Mail prefers macro strategy, which attempts to include as many friends to confront a common enemy: ISISKajian ini bermaksud untuk melihat bagaimana Islam Radikal (ISIS) direpresentasikan di media Thailand. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode analisis wacana kritis Theo van Leuwen yang berfokus pada bagaimana aktor ditampilkan (inklusi dan eksklusi) di media. Kajian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, pada The Bangkok Post, merepresentasikan ISIS identik dan sama berbahayanya dengan pemberontak Muslim di Thailand selatan. Isu ISIS menjadi jembatan media untuk memarjinalkan para pejuang Muslim di wilayah Thailand Selatan. Kedua, Berbeda dengan The Bangkok Post, Pattaya Mail terlihat tidak mengaitkan isu ISIS dengan pejuang Muslim di Thailand Selatan. Hal ini antara lain disebabkan karena media tersebut hal tersebut justru akan melemahkan upaya untuk membangun integrasi dan asosiasi besar vis a vis ISIS. Pattaya Mail terlihat mencoba memasukkan sebanyak mungkin “teman” untuk menghadapi musuh bersama, yaitu : ISIS.
Date
2016-12-01Type
info:eu-repo/semantics/articleIdentifier
oai:ojs2.journal.iaingorontalo.ac.id:article/159http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/159