Gereja dan Ekonomi Jemaat (Suatu Studi Sosio-Teologis terhadap Pengembangan Usaha Jamur di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bogor)
Online Access
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2854Abstract
Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia tidak dapat dihindari lagi. Tentunya hal tersebut dapat terjadi dikarenakan partisipasi dan juga kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu lapisan masyarakat dalam ruang lingkup organisasi keagamaan, Gereja merasa memiliki beban dan tanggung-jawab untuk turut serta membangun perekonomian Indonesia melalui peningkatan taraf ekonomi dari jemaatnya. Dengan meningkatnya ekonomi jemaat yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan ekonomi gereja sehingga bisa menopang seluruh kegiatan gereja untuk terlaksananya visi dan misi dari gereja tersebut. Meningkatnya perekonomian jemaat, dapat juga meningkatkan perekonomian masyarakat luas di luar Gereja. Melalui penelitian penulis di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bogor, penulis menyadari bahwa Pengembangan Usaha Jamur di GBKP Bogor dalam salah satu program dari Seksi Bapak, “Budidaya Jamur Mamre Karota Farm� menyimpan suatu keinginan untuk menciptakan kondisi ekonomi jemaat yang mandiri dan lebih baik. Adapun jenis jamur yang dibudidayakan yaitu jamur tiram (Pleurotus cornucopiae atau Pleurotus sapidus). Usaha budidaya jamur yang sudah dimulai sejak tahun 2007 di Desa Ciherang, Kampung Kahuripan, Kecamatan Dramaga, Bogor, Jawa Barat dengan menggunakan sebagian tanah milik salah satu penatua yang luasnya kurang lebih 2ha. Jamur tiram putih sendiri merupakan sayuran yang mengandung protein tinggi dan dapat melancarkan pencernaan, sehingga mudah untuk dikonsumsi. Budidaya jamur tiram sanagt mudah dilakukan dengan modal usaha yang tidak terlalu besar namun hasilnya cukup tinggi. Prospek usaha budidaya jamur selain untuk budidaya, juga direncanakn untuk tempat pelatihan bagi calon pensiunan, pemuda/karang taruna dan masyarakat umum. Pemasaran pada saat ini masih dalam bentuk sayuran jamur tiram putih, belum dibuat dalam bentuk olahan. Dalam rencana pengembangan, produk akan di buat menjadi produk olahan seperti keripik jamur dan rumah makan jamur dengan menu seperti sate jamur dan sup jamur. Budidaya jamur sendiri sebagai salah satu realisasi dari apa yang Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampaikan mengenai perubahan pola piker dari mencari pekerjaan manjadi menciptakan lapangan pekerjaan (entrepeneurship). Entrepeneurship sebagai salah satu jalan untuk melihat peluang, melihat sesuatu yang baru. Dengan kondisi perekonomian jemaat yang lebih baik dengan budidaya jamur tiram putih yang telah dilakukan oleh gereja dan kondisi keuangan Gereja yang lebih baik, mampu mempertahankan perekonomian Indonesia tetap stabil dan terus bertumbuh. Di sisi lain, apabila setiap Gereja di Indonesia dapat mandiri secara ekonomi, semakin banyak program yang bisa dilakukan oleh Gereja tanpa harus terbentur masalah keuangan lagi, disamping itu juga dapat membantu tercapainya visi dan misi Gereja menuju ke jemaat yang mandiri secara ekonomi.Date
2013-06-25Type
ThesisIdentifier
oai:repository.uksw.edu:123456789/285413040475
712003047
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2854