Cinta sebagai langkah awal kesetraan gender dalam agama : .... = Esoteric Love As Starting Point To Find Gender Equity In Religions (Case Study Of Esoteric Love Experience
Author(s)
Supangat Rohani, Alef Theria WasyimKeywords
Cinta sebagai langkah awal kesetraan gender dalam agama : .... = Esoteric Love As Starting Point To Find Gender Equity In Religions (Case Study Of Esoteric Love ExperienceSt. Teresa Of Avila And Rabi'ah Al-Adawiyya)
Full record
Show full item recordOnline Access
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1926http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=1926
Abstract
INTISARI Penelitihan ini bertujuan untuk menemukan kesetaraan gender dalam perspektif cinta dalam Islam dan Katolik yang tereprsentasikan oleh Rabf a al-'Adawiyya's and St. Teresa of Avila's. dalam perspectif sejarah, Dimasa lampau perempuan merupakan sosok yang paling mulia dimana mereka diasosisasikan sebagai tuhanmisalnya di India, ada bermacam-macam tuhan dengan sifat-sifat tertentunya
tuhan Sarasvati, Brigit, Nidaba, Celtic, Carridwen, Isis, Maat and Ishtar. Sementara sekarang sudah terlalu banyak bukti bagaimana perempuan diposisikan sebagai sosok kedua setelah lakilaki. Ada dua tokoh yang dijelaskan di tesis ini yaitu St. Teresa of Avila dan Rabi a al-' Adawiyya's, mereka memiliki konsep cinta yang milt walaupun berasal dari dua agama dan masa serta daerah yang berbeda. Disatu sisi pengalaman esoterik cinta berupa Spiritual Marriage (kawin secara spiritual) dimana Teresa mengalami proses perkawinannya dengan Jesus dan disisi lain Mahabbah (cinta esoterik) dimana Rabi'ah mengalami begftu kuatnya perasaan cintanya dengan Allah. Dalam penelitihan ini, juga kami membandingkan dua pengalaman diatas dengan pengalaman cinta esoterik lairmya tapi dialami oleh dua sosok laki-laki yang juga berbeda agama dan masa serta daerahnya yaitu John of The Cross dan Jalal al-Din al-Rumi. Akhirnya, hasil penelitihan ini membuktikan bahwa dalam cinta esoterik, segala bentuk penafsiran, pemahaman memosisikan laki-laki dan perempuan itu setara karena Tuhan tidak melihatjenis kelamin, dengan demikian, cinta esoterik seharusnya menjadi kajian awal untuk melihat kesetaraan gender dalam agama. Kata-kata kunci
Cinta, Kesetaraan Gender dan Agama
Date
2005Type
textIdentifier
oai:ugm.ac.id:inherent/1926http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1926
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=1926